Resahkan Masyarakat, 50 Preman Diamankan Polisi
A
A
A
JAKARTA - Sedikitnya 50 preman diamankan Polsek Tambora, Jakarta Barat, Senin 7 September 2015 dari sejumlah titik di kecamatan Tambora. Puluhan orang itu diciduk sebagai langkah tegas untuk meredam angka kejahatan jalanan (street crime) dan pungutan liar (pungli).
Selain mengamankan puluhan preman, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti di antara ribuan keping koin yang bernilai Rp500 hingga Rp1.000, dan puluhan botol minuman keras jenis anggur dan ciu.
Kapolsek Metro Tambora, Kompol Wirdhanto Hadicaksono menegaskan, reaksi cepat operasi preman ini dilakukan setelah sejumlah masyarakat mengaku resah dengan keberadaan mereka.
"Pembinaan ini sekaligus memberikan shock therapy kepada mereka untuk tidak melakukan tindakan kriminalitas dan mengganggu ketertiban umum," terang Wirdhanto kepada SINDO.
Wirdhanto menjelaskan, mereka yang diamankan adalah pengangguran tanpa identitas yang menyambi sebagai pengamen, pak ogah, dan juru parkir yang kerap menarik pungli dari masyarakat dan pengguna jalan. Selama ini keberadaan mereka, kata dia, mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat.
"Untuk kedepannya kami akan berkoordinasi dengan aparat pemerintah daerah agar bisa ditindaklanjuti ke instansi terkait untuk melakukan pembinaan lanjutan untuk menekan pengangguran dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)," tambah Wirdhanto.
Kanit Reskrim Polsek Metro Tambora Ipda Suyoto mengatakan, puluhan preman itu diamankan dari sejumalh titik keramaian publik seperti, kawasan Mal Season City, Pasar Pagi Asemka, Kota Tua, Jalan Laksa, Stasiun kereta Pos Duri, dan Jalan Pintu Kecil.
"Sejumlah di antaranya bakan kedapatan sedang asyik nongkrong sambil menenggak miras," katanya.
Terpisah, Asisten Manajer UP Perparkiran Jakarta Barat, Boedi HS menyambut baik tindakan polisi itu. Dia mengakui, keberadaan mereka selama ini mengganggu kerja petugas parkir resmi yang dibina langsung Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI.
"Karena selama ini, anak-anak itu pada bandel, kadang-kadang mengganggu setoran juru parkir," kata Boedi di Mapolsek Metro Tambora.
Selain mengamankan puluhan preman, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti di antara ribuan keping koin yang bernilai Rp500 hingga Rp1.000, dan puluhan botol minuman keras jenis anggur dan ciu.
Kapolsek Metro Tambora, Kompol Wirdhanto Hadicaksono menegaskan, reaksi cepat operasi preman ini dilakukan setelah sejumlah masyarakat mengaku resah dengan keberadaan mereka.
"Pembinaan ini sekaligus memberikan shock therapy kepada mereka untuk tidak melakukan tindakan kriminalitas dan mengganggu ketertiban umum," terang Wirdhanto kepada SINDO.
Wirdhanto menjelaskan, mereka yang diamankan adalah pengangguran tanpa identitas yang menyambi sebagai pengamen, pak ogah, dan juru parkir yang kerap menarik pungli dari masyarakat dan pengguna jalan. Selama ini keberadaan mereka, kata dia, mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat.
"Untuk kedepannya kami akan berkoordinasi dengan aparat pemerintah daerah agar bisa ditindaklanjuti ke instansi terkait untuk melakukan pembinaan lanjutan untuk menekan pengangguran dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)," tambah Wirdhanto.
Kanit Reskrim Polsek Metro Tambora Ipda Suyoto mengatakan, puluhan preman itu diamankan dari sejumalh titik keramaian publik seperti, kawasan Mal Season City, Pasar Pagi Asemka, Kota Tua, Jalan Laksa, Stasiun kereta Pos Duri, dan Jalan Pintu Kecil.
"Sejumlah di antaranya bakan kedapatan sedang asyik nongkrong sambil menenggak miras," katanya.
Terpisah, Asisten Manajer UP Perparkiran Jakarta Barat, Boedi HS menyambut baik tindakan polisi itu. Dia mengakui, keberadaan mereka selama ini mengganggu kerja petugas parkir resmi yang dibina langsung Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI.
"Karena selama ini, anak-anak itu pada bandel, kadang-kadang mengganggu setoran juru parkir," kata Boedi di Mapolsek Metro Tambora.
(mhd)