Banyak Kasus, Bekasi Belum Layak Jadi Kota Ramah Anak
A
A
A
BEKASI - Keinginan Kota Bekasi menjadi kota layak anak dinilai masih belum bisa diwujudkan. Pasalnya, masih ada sejumlah kasus kekerasan pada anak yang terjadi di kota patriot itu kurang dari setahun.
"Saya kira Kota Bekasi belum layak ya. Karena indikator-indikator terlanggar semua. Ada kasus kekerasan pada anak dan masih minimnya ruang bermain untuk anak," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Sindonews, Selasa 18 Agustus 2015.
Dia merinci beberapa kasus kekerasan pada anak yang terjadi di Kota Bekasi. Salah satu yang paling menyita perhatian masyarakat se Indonesia yakni kasus penelantaran lima anak oleh orangtua kandung sendiri yang terjadi di Cibubur sejak tahun 2014 lalu dan baru terungkap sekitar bulan Mei 2015 kemarin.
Selain itu, kasus kekerasan yang diduga terjadi saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) yang menyebabkan Evan Situmorang meregang nyawa, dan yang baru terjadi tewasnya tiga anak di rel kereta api di Duren Jaya.
"Sangat tidak layak, harus ada 31 indikator yang terpenuhi. Ini malah dilanggar semua. Kami jadikan catatan penting untuk Kota Bekasi yang bercita-cita ingin menjadi kota ramah anak," tambahnya.
Jika ingin tetap menjadi kota ramah anak, lanjut Arist, Bekasi harus segera berbenah dan mengurangi kasus kekerasan pada anak, membuat ruang terbuka hijau yang disertai tempat bermain anak serta memenuhi ke-31 indikator lainnya sebagai syarat menjadi kota ramah anak.
"Saya kira Kota Bekasi belum layak ya. Karena indikator-indikator terlanggar semua. Ada kasus kekerasan pada anak dan masih minimnya ruang bermain untuk anak," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Sindonews, Selasa 18 Agustus 2015.
Dia merinci beberapa kasus kekerasan pada anak yang terjadi di Kota Bekasi. Salah satu yang paling menyita perhatian masyarakat se Indonesia yakni kasus penelantaran lima anak oleh orangtua kandung sendiri yang terjadi di Cibubur sejak tahun 2014 lalu dan baru terungkap sekitar bulan Mei 2015 kemarin.
Selain itu, kasus kekerasan yang diduga terjadi saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) yang menyebabkan Evan Situmorang meregang nyawa, dan yang baru terjadi tewasnya tiga anak di rel kereta api di Duren Jaya.
"Sangat tidak layak, harus ada 31 indikator yang terpenuhi. Ini malah dilanggar semua. Kami jadikan catatan penting untuk Kota Bekasi yang bercita-cita ingin menjadi kota ramah anak," tambahnya.
Jika ingin tetap menjadi kota ramah anak, lanjut Arist, Bekasi harus segera berbenah dan mengurangi kasus kekerasan pada anak, membuat ruang terbuka hijau yang disertai tempat bermain anak serta memenuhi ke-31 indikator lainnya sebagai syarat menjadi kota ramah anak.
(mhd)