Pedagang Daging Sapi di Bogor & Depok Mogok Jualan
A
A
A
BOGOR - Sejumlah pedagang daging sapi di Bogor dan Depok melakukan aksi mogok. Ini sebagai bentuk protes meroketnya harga daging sapi yang di jual para pedagang.
Di Bogor ratusan penjual daging sapi sudah melakukan mogok berjualan selama tiga hari, terhitung sejak kemarin. Aksi mogok berdagang itu sebagai wujud protes terhadap pemeintah yang tak mampu mengendalikan kenaikan harga daging sapi dari Rp70.000 saat sebelum puasa, dan kini mencapai Rp140.000 per kilogramnya.
"Harga Rp140.000/kilogram itu dari distributor, kita sebagai penjual dipastikan kesulitan menjual ke konsumen jika harganya lebih mahal lagi. Maka dari itu, mulai hari ini kami mogok berjualan," kata Husein (42) penjual daging sapi di Pasar Bogor, Minggu (9/8/2015).
Mennurut Husen, aksi berhenti berjualan ini sudah sesuai kesepakatan para penjual daging sapi di Kota Bogor.
Rizky (41) pedagang daging sapi di Pasar Cibinong mengatakan, aksi ini tidak hanya dilakukan pedagang, akan tetapi solidaritas dari para pemotong daging sapi juga ikut serta memprotes pasifnya pemerintah dalam mengendalikan harga daging.
"Ini sebagai bentuk protes dan kekesalan kami, karena tidak mendapatkan kepastian harga daging yang saat ini sudah tidak rasional, malah harganya terus naik," ujar Rizky saat ditemui di Pasar Tradisional Cibinong, Kabupaten Bogor.
Sementara itu, di Depok puluhan pemotong daging sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Depok juga ikut ksi mogok terkait kebijakan pembatasan ternak hewan sapi impor oleh pemerintah.
Para pejagal sapi mogok memotong lantaran merasa dirugikan.
Aksi mogok itu juga membuat pedagang daging sapi di sejumlah pasar tradisional tidak berjualan. Aksi pejagal di Depok mengikuti aksi mogok nasional para pedagang daging.
“Pejagal dagingnya yang mogok di RPH, selama empat hari ke depan. Mereka tidak melakukan pemotongan di Depok ikut dan secara nasional,” kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kota Depok Tinte Rosmiati, Minggu (9/8/2015).
Di Bogor ratusan penjual daging sapi sudah melakukan mogok berjualan selama tiga hari, terhitung sejak kemarin. Aksi mogok berdagang itu sebagai wujud protes terhadap pemeintah yang tak mampu mengendalikan kenaikan harga daging sapi dari Rp70.000 saat sebelum puasa, dan kini mencapai Rp140.000 per kilogramnya.
"Harga Rp140.000/kilogram itu dari distributor, kita sebagai penjual dipastikan kesulitan menjual ke konsumen jika harganya lebih mahal lagi. Maka dari itu, mulai hari ini kami mogok berjualan," kata Husein (42) penjual daging sapi di Pasar Bogor, Minggu (9/8/2015).
Mennurut Husen, aksi berhenti berjualan ini sudah sesuai kesepakatan para penjual daging sapi di Kota Bogor.
Rizky (41) pedagang daging sapi di Pasar Cibinong mengatakan, aksi ini tidak hanya dilakukan pedagang, akan tetapi solidaritas dari para pemotong daging sapi juga ikut serta memprotes pasifnya pemerintah dalam mengendalikan harga daging.
"Ini sebagai bentuk protes dan kekesalan kami, karena tidak mendapatkan kepastian harga daging yang saat ini sudah tidak rasional, malah harganya terus naik," ujar Rizky saat ditemui di Pasar Tradisional Cibinong, Kabupaten Bogor.
Sementara itu, di Depok puluhan pemotong daging sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Depok juga ikut ksi mogok terkait kebijakan pembatasan ternak hewan sapi impor oleh pemerintah.
Para pejagal sapi mogok memotong lantaran merasa dirugikan.
Aksi mogok itu juga membuat pedagang daging sapi di sejumlah pasar tradisional tidak berjualan. Aksi pejagal di Depok mengikuti aksi mogok nasional para pedagang daging.
“Pejagal dagingnya yang mogok di RPH, selama empat hari ke depan. Mereka tidak melakukan pemotongan di Depok ikut dan secara nasional,” kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kota Depok Tinte Rosmiati, Minggu (9/8/2015).
(whb)