Kriminolog: Pembunuhan Terhadap Nurbaeti Bukan Kasus Biasa
A
A
A
DEPOK - Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) meminta kepolisian tidak menggangap kasus pembunuhan terhadap wartawati Noer Baety Rofiq sebagai kriminal biasa. Polisi diminta untuk lebih mendalami apakah ada motif lain dibalik peristiwa tersebut.
Kriminolog dari UI Yogo Tri Hendiarto mengatakan, kasus yang menimpa Noer Baety Rofiq bukan sebagai kasus biasa. Yogo menduga ada motif lain dibalik kasus yang diungkap sebagai perampokan disertai pembunuhan ini.
Dugaan itu didasari atas kejanggalan yang terjadi jika memang ini adalah murni perampokan. "Pembunuhan yang berkaitan dengan wartawan tidak boleh dikatakan kasus biasa saja. Harus dicaritahu latar belakangnya, bagaimana interaksi korban semasa hidupnya. Apakah ada masalah dengan pemberitaan atau tidak," kata Yogo, Senin (20/7/2015).
Yogo menyarankan, untuk mengungkap kasus ini harus ditelusuri secara perlahan dan detil. Termasuk barang bukti yang diungkap juga harus lengkap. Karena, hingga saat ini masih ada barang bukti yang belum diungkap yaitu laptop.
"Harus dikawal prosesnya. Termasuk wartawan juga bisa memantaunya," pinta Yogo. Kuat dugaan juga ada pihak lain yang mendalangi kasus pembunuhan ini.
Namun untuk memastikannya tentu diperlukan bukti kuat. Yang harus dilakukan saat ini adalah pengumpulan barang bukti yang mendukung dugaan itu. "Harus dilihat secara detil. Apakah ada ancaman sebelumnya, ataukah ada konflik antara korban dengan orang lain semasa hidupnya," jelas Yogo.
Jika dilihat dari motifnya yang menusuk hingga sembilan kali, kata Yogo, maka bisa terlihat bahwa pelakunya seperti menyimpan dendam. Karena dilakukan secara berulang di tempat yang sama. "Seperti ada rasa dendam. Ada hal yang bernilai harga diri. Ini bukan kasus biasa," ujarnya.
Kriminolog dari UI Yogo Tri Hendiarto mengatakan, kasus yang menimpa Noer Baety Rofiq bukan sebagai kasus biasa. Yogo menduga ada motif lain dibalik kasus yang diungkap sebagai perampokan disertai pembunuhan ini.
Dugaan itu didasari atas kejanggalan yang terjadi jika memang ini adalah murni perampokan. "Pembunuhan yang berkaitan dengan wartawan tidak boleh dikatakan kasus biasa saja. Harus dicaritahu latar belakangnya, bagaimana interaksi korban semasa hidupnya. Apakah ada masalah dengan pemberitaan atau tidak," kata Yogo, Senin (20/7/2015).
Yogo menyarankan, untuk mengungkap kasus ini harus ditelusuri secara perlahan dan detil. Termasuk barang bukti yang diungkap juga harus lengkap. Karena, hingga saat ini masih ada barang bukti yang belum diungkap yaitu laptop.
"Harus dikawal prosesnya. Termasuk wartawan juga bisa memantaunya," pinta Yogo. Kuat dugaan juga ada pihak lain yang mendalangi kasus pembunuhan ini.
Namun untuk memastikannya tentu diperlukan bukti kuat. Yang harus dilakukan saat ini adalah pengumpulan barang bukti yang mendukung dugaan itu. "Harus dilihat secara detil. Apakah ada ancaman sebelumnya, ataukah ada konflik antara korban dengan orang lain semasa hidupnya," jelas Yogo.
Jika dilihat dari motifnya yang menusuk hingga sembilan kali, kata Yogo, maka bisa terlihat bahwa pelakunya seperti menyimpan dendam. Karena dilakukan secara berulang di tempat yang sama. "Seperti ada rasa dendam. Ada hal yang bernilai harga diri. Ini bukan kasus biasa," ujarnya.
(whb)