Soal Mahasiswi Dibunuh Pacarnya, Ini Kata Psikolog

Kamis, 04 Juni 2015 - 09:39 WIB
Soal Mahasiswi Dibunuh Pacarnya, Ini Kata Psikolog
Soal Mahasiswi Dibunuh Pacarnya, Ini Kata Psikolog
A A A
DEPOK - Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Enoch Markum menilai, diantara pasangan yang diduga kumpul kebo terdapat ikatan emosional yang cukup dalam. Sehingga ketika salah satunya merasa sudah berkorban banyak namun tidak mendapat perlakuan setimpa maka bisa memicu tindakan agresif.

"Ada hubungan emosional yang cukup dalam. Bisa saja, pelakunya sudah memberikan segalanya untuk pasangannya itu namun dia tidak mendapat perlakuan yang setimpa dengan pengorbanan yang diberikan," kata Enoch, Rabu 3 Juni 2015.

Kuatnya ikatan emosional keduanya membuat pasangan itu rela berbuat apa saja demi pasangannya. Dengan memutuskan sebagai pasangan yang tinggal satu atap tanpa ikatan pernikahan saja, kata dia, sudah menandakan adanya pengorbanan besar.

Karena, kedua sampai rela mengabaikan norma dan lingkungan hanya karena ingin tinggal satu atap. "Itu saja sudah suatu pengorbanan besar. Mungkin pelakunya merasa sudah memberikan apa saja, tapi sikap korban dirasa tidak berkenan," ungkapnya.

Menurut dia tidak semua orang yang sakit hati bisa berbuat nekat dengan menghabisi nyawa orang lain. Dicontohkan, ada juga orang-orang yang mampu mengontrol emosinya sehingga tidak berbuat nekat. (Baca: Tinggal Sekamar, Mahasiswi Cantik Bekasi Dibunuh Pacar)

Dia menduga, ada rasa cemburu dari salah satu pihak sehingga terjadi pembunuhan. "Pelaku merasa sudah berkorban banyak namun mungkin korban ada hubungan lain," tutupnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8439 seconds (0.1#10.140)