Catatan IPW soal Kasus Polisi Bunuh Diri
A
A
A
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, sejak tahun 2011 hingga 2015 ini, kasus bunuh diri yang terjadi di kalangan kepolisian mengalami peningkatan.
"Kasus polisi bunuh diri itu dari waktu ke waktu menunjukkan tren peningkatan. Ini sangat ironis sekali menurut saya," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane saat dihubungi Sindonews, Minggu (17/5/2015).
Neta membeberkan, pada tahun 2011, terdapat satu orang anggota kepolisian yang melakukan bunuh diri, tepatnya di Sumatera Utara. Tahun 2012, terdapat dua anggota kepolisian yang melakukan bunuh diri.
"Tahun 2013, mengalami peningkatan sampai 300 persen kasus bunuh diri polisi. Ada lima polisi dari jajaran bawah dan dua perwira polisi (bunuh diri). Sebagian besar gantung diri di rumahnya," terangnya.
Lalu, kata Neta, pada tahun 2014, terdapat tiga kasus bunuh diri yang dilakukan anggota Polri, seperti Briptu Guntur, anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat yang ditemukan tewas di kontrakannya di Jalan Taman Bahagia, Kota Sukabumi. Ia bunuh diri dengan senjata apinya sendiri pada 22 Januari 2014.
"Dia bunuh diri setelah cekcok dengan pacarnya yang bernisial WI," jelasnya.
Begitu juga dengan anggota Satuan Sabhara Kepolisian Daerah (Polda) Riau Bripka Rizki Habibi. Ia bunuh diri dengan menyarangkan peluru ke dada sebelah kirinya pada 28 Januari 2014. Kejadian itu berlangsung di halaman BNI, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Seperti kasus Briptu Guntur, kasus Bripka Rizki Habibi pun berlatar belakang asmara.
"Kami sangat prihatin dengan kasus polisi yang bunuh diri ini. Yang sangat mengejutkan itu, rata-rata penyebab kejadiannya berlatar belakang persoalan pribadi, seperti kasus Brigadir Wahyudi juga pada 16 Mei 2015 kemarin," tuturnya.
Neta mengungkapkan, di tahun 2015 saja, sejatinya sudah ada tiga polisi yang bunuh diri. Terakhir, Brigadir Wahyudi yang menembak kepalanya sendiri di rumah kekasihnya di Kalideres, Jakbar. Brigadir Wahyudi tewas setelah bertengkar dengan pacarnya. (Baca juga: 10 Tahun Jadi Polisi, Wahyudi Bunuh Diri di Hadapan Pacar).
"Ini persoalan serius. Kapolri tentunya tidak bisa tinggal diam. Sebagai pemimpin tertinggi, sudah sepatutnya ia mengambil langkah konkret guna mengatasi persoalan ini," pungkasnya.
"Kasus polisi bunuh diri itu dari waktu ke waktu menunjukkan tren peningkatan. Ini sangat ironis sekali menurut saya," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane saat dihubungi Sindonews, Minggu (17/5/2015).
Neta membeberkan, pada tahun 2011, terdapat satu orang anggota kepolisian yang melakukan bunuh diri, tepatnya di Sumatera Utara. Tahun 2012, terdapat dua anggota kepolisian yang melakukan bunuh diri.
"Tahun 2013, mengalami peningkatan sampai 300 persen kasus bunuh diri polisi. Ada lima polisi dari jajaran bawah dan dua perwira polisi (bunuh diri). Sebagian besar gantung diri di rumahnya," terangnya.
Lalu, kata Neta, pada tahun 2014, terdapat tiga kasus bunuh diri yang dilakukan anggota Polri, seperti Briptu Guntur, anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat yang ditemukan tewas di kontrakannya di Jalan Taman Bahagia, Kota Sukabumi. Ia bunuh diri dengan senjata apinya sendiri pada 22 Januari 2014.
"Dia bunuh diri setelah cekcok dengan pacarnya yang bernisial WI," jelasnya.
Begitu juga dengan anggota Satuan Sabhara Kepolisian Daerah (Polda) Riau Bripka Rizki Habibi. Ia bunuh diri dengan menyarangkan peluru ke dada sebelah kirinya pada 28 Januari 2014. Kejadian itu berlangsung di halaman BNI, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Seperti kasus Briptu Guntur, kasus Bripka Rizki Habibi pun berlatar belakang asmara.
"Kami sangat prihatin dengan kasus polisi yang bunuh diri ini. Yang sangat mengejutkan itu, rata-rata penyebab kejadiannya berlatar belakang persoalan pribadi, seperti kasus Brigadir Wahyudi juga pada 16 Mei 2015 kemarin," tuturnya.
Neta mengungkapkan, di tahun 2015 saja, sejatinya sudah ada tiga polisi yang bunuh diri. Terakhir, Brigadir Wahyudi yang menembak kepalanya sendiri di rumah kekasihnya di Kalideres, Jakbar. Brigadir Wahyudi tewas setelah bertengkar dengan pacarnya. (Baca juga: 10 Tahun Jadi Polisi, Wahyudi Bunuh Diri di Hadapan Pacar).
"Ini persoalan serius. Kapolri tentunya tidak bisa tinggal diam. Sebagai pemimpin tertinggi, sudah sepatutnya ia mengambil langkah konkret guna mengatasi persoalan ini," pungkasnya.
(zik)