Jenderal Armageddon Dicopot, Pakar: Ada Pertikaian di Antara Petinggi Militer Rusia

Kamis, 12 Januari 2023 - 17:34 WIB
loading...
Jenderal Armageddon Dicopot, Pakar: Ada Pertikaian di Antara Petinggi Militer Rusia
Rusia copot Kolonel Jenderal Sergei Surovikin alias Jenderal Armageddon (kiri) sebagai komandan perang Rusia di Ukraina. Foto/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS
A A A
MOSKOW - Jenderal Sergei Surovikin yang dijuluki " Jenderal Armageddon " dicopot sebagai komandan perang Rusia di Ukraina meski baru tiga bulan bertugas. Komando diambil alih Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Jenderal Valery Gerasimov.

Pencopotan Jenderal Armageddon dari posisinya—yang sekarang menjadi wakil komandan peranag—menimbulkan pertanyaan atas niat Presiden Vladimir Putin untuk tahap selanjutnya dari perangnya yang bermasalah di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia memberikan alasan mengapa Gerasimov menggantikan Surovikin setelah tiga bulan menjalankan perannya. "Karena skala tugas yang diperluas dan kebutuhan untuk interaksi yang lebih dekat antara cabang-cabang Angkatan Bersenjata," kata kementerian tersebut.



Namun para pakar militer Barat mengatakan langkah itu menandakan perebutan kekuasaan di antara petinggi militer serta kemungkinan fase baru serangan Rusia.

Peneliti senior Rand Corporation, Dara Massicot, menggambarkan perombakan "Gerasimov-untuk-Surovikin" sebagai penurunan pangkat komandan senior mereka yang paling kompeten dan menggantikannya dengan yang tidak kompeten.

“Ini adalah kisah yang memiliki semuanya: pertikaian, perebutan kekuasaan, kecemburuan,” tulis Massicot di Twitter, seperti dikutip AFP, Kamis (12/1/2023).

Gerasimov adalah loyalis lama Putin yang dipandang sebagai salah satu dari sedikit orang yang terlibat dalam perencanaan invasi sebelum dimulai pada 24 Februari 2022.

Penunjukannya melayani tujuan ganda untuk menandakan kemungkinan dimulainya kembali operasi ofensif pada tahun 2023. "Dan menjadi hasil dari perebutan kekuasaan internal untuk menegaskan kembali keunggulan Kementerian Pertahanan," kata Institute for the Study of War (ISW), sebuah lembaga think tank Amerika Serikat (AS).

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0935 seconds (0.1#10.140)