Mahasiswa UI Jadi Simpatisan ISIS!

Senin, 29 Desember 2014 - 23:12 WIB
Mahasiswa UI Jadi Simpatisan ISIS!
Mahasiswa UI Jadi Simpatisan ISIS!
A A A
DEPOK - Ancaman radikalisme di setiap kampus harus ditangani secara serius. Karena, kaderisasi sudah dimulai sejak pelajar.

"Kaderisasi sudah dilakukan sejak pelajar dan ada di kampus besar seperti UI, ITB, Unair, Undip dan lainnya dan itu sgrafiknya terus meningkat. Artinya dari 5 mahasiswa UI ada satu mahasiswa kader mereka dan ini sangat signifikan," kata Dosen Agama Islam Universitas Indonesia (UI) Abdi Kurnia di Depok, Senin (29/12/2014).

Perekrutan dengan pola seperti itu, menurutnya, begitu efektif dengan tetap dilakukan mentoring dan monitoring secara berkala. Jika sudah terjebak, lanjutnya, maka akan sulit untuk keluar.

"Kalau sudah masuk, maka susah keluar. Karena mereka diancam akan dikenakan sanksi sosial. Tak akan dapat pekerjaan layak. Kehidupan sosial politik terpasung. Yang disebut perbandingan itu proses kadersasi dibangun sejak SMA, diplot masuk PTN sampai tahun 1995 terlihat ada peningkatan," paparnya.

Namun, Abdi mengatakan, pelajar dan mahasiswa yang masuk dalam kelompok kader Ikhwanul Muslimin disinyalir menjadi jembatan untuk masuk ke kelompok paham radikal. Kelompok Ikhwanul Muslimin, lanjutnya, kerap menjadi kelompok transit bagi para mahasiswa sebelum menuju kelompok radikal.

"Perlu ditegaskan Ikhwanul Muslimin tidak head to head lawan negara tapi ini intermediary group kelompok peralihan. Semula direkrut Ikhwanul Muslimin beralih menjadi radikalisme sehingga menjadi kelompok transit. Padahal Ikhwanul Muslimin 'Kompromi' atau permisiv terhadap gagasan radikalisme. Kenapa punya potensi karena Ikhwanul Muslimin intermediary grup posisinya. Selalu dijadikan batu lompatan," paparnya.

Dia mengungkapkan, tahun 2011 ada seorang mahasiswa dari PTN tertentu gamang untuk keluar dari Ikhwanul Muslimin ditawari menjadi anggota kelompok radikal.

"Artinya juga enggak erat. Jendelanya selalu dari situ. Tak dari ormas yang lain. Jembatannya lewat situ, makanya Ikhwanul Muslimin dilarang rezim militer di Mesir,"katanya.

Abdi menyebutkan, berbagai modus yang dilakukan kelompok radikal seperti Usroh, Liko, dan Tarbiah. Ia mengungkapkan bahwa ada seorang mahasiswanya angkatan tahun 2010 hingga saat ini sudah menjadi anggota ISIS.

"Kenapa cara berpikir itu bisa ada di liko. Contoh mahasiswa saya angkatan 2010, selama di perkuliahan tak terlihat ke arah radikal namun 2-3 tahun kemudian jadi pendukung ISIS saya lihat facebooknya, sampai sekarang masih. Di UI kan juga sempat gempar seorang mahasiswi siap jadi istri mujahidin," ungkapnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5268 seconds (0.1#10.140)