Kesaksian Aisyah Ketika Abu Bakar As-Shiddiq Diusir Kaumnya

Sabtu, 03 September 2022 - 15:13 WIB
loading...
Kesaksian Aisyah Ketika Abu Bakar As-Shiddiq Diusir Kaumnya
Kesaksian Aisyah ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam al-Bukhari. Foto/Ilusrasi: Ist
A A A
Kesaksian Aisyah ketika ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq , diusir kaumnya sebelum ada perintah dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ke Madinah disampaikan Urwah bin Zubair dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari .

Abdul Halim Abu Syuqqah dalam bukunya berjudul "Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah" dan telah diterjemahkan Drs. As'ad Yasin menjadi "Kebebasan Wanita" menukil hadis tersebut. Berikut kesaksian istri Rasulullah SAW dimaksud:



Aku tidak menyadari kenyataan bahwa kedua orang tuaku telah memeluk agama Islam, dan tiada hari yang mereka lewati kecuali Rasulullah datang ke rumah kami baik siang maupun malam hari.

Kemudian ketika kaum muslimin mendapat cobaan, Abu Bakar keluar untuk berhijrah dengan tujuan negeri Habasyah. Ketika dia sampai di Barkal Ghimad (Yaman), dia bertemu dengan Ibnu Daghinah, pemimpin Kabilah Qarah.

Dia bertanya: "Mau ke mana kamu, wahai Abu Bakar?"

Abu Bakar menjawab: "Kaumku telah mengusirku, karena itu aku akan mengembara di muka bumi sehingga aku bisa beribadah kepada Tuhanku."

Ibnu Daghinah berkata: "Orang sepertimu ini, wahai Abu Bakar, tidak mungkin keluar dan tidak mungkin dikeluarkan. Sebab engkau suka memenuhi kebutuhan orang yang tidak punya, suka menyambung tali persaudaraan, suka memikul beban orang lain, suka memuliakan tamu, dan suka membantu para penegak kebenaran. Saya siap menjadi penanggunganmu. Kembalilah dan beribadahlah kepada Tuhanmu di negerimu."

Akhirnya Abu Bakar kembali, dan Ibnu Daghinah ikut berangkat bersama Abu Bakar. Kemudian Ibnu Daghinah berkeliling menemui tokoh-tokoh Quraisy pada sore harinya.

Ibnu Daghinah berkata kepada mereka: "Sesungguhnya orang yang seperti Abu Bakar tidak boleh keluar dan tidak boleh dikeluarkan. Apakah kalian mengeluarkan seseorang yang suka mencukupi kebutuhan orang yang tidak punya, suka menjalin hubungan kekeluargaan, suka memikul beban orang lain, suka memuliakan tamu, dan senantiasa membantu para pembela kebenaran?"



Biasanya orang Quraisy tidak pernah menyepelekan orang yang dilindungi oleh Ibnu Daghinah. Mendengar kata-kata itu mereka berkata kepada Ibnu Daghinah: "Suruhlah Abu Bakar beribadah kepada Tuhannya di rumahnya saja. Silakan dia sholat dan membaca apa yang dia inginkan. Tapi jangan sampai mengganggu kami dan jangan melakukannya secara terang-terangan, sebab kami khawatir hal itu memperdaya para istri dan anak-anak kami."

Pernyataan orang Quraisy itu disampaikan oleh Ibnu Daghinah kepada Abu Bakar. Semenjak itu Abu Bakar beribadah kepada Tuhannya di rumahnya, tidak memperlihatkan sholat dan tidak membaca apa-apa kecuali di rumahnya.

Kemudian terlintas dalam benak Abu Bakar untuk membangun masjid di pekarangan rumahnya, lalu niatnya itu dia laksanakan. Di situlah Abu Bakar sholat dan membaca Al-Qur'an. Maka berdatanganlah ke tempat itu wanita-wanita kaum musyrik dan anak-anak mereka yang kagum melihat apa yang dikerjakan oleh Abu Bakar.

Abu Bakar adalah seorang yang mudah menangis. Dia tidak kuasa membendung air matanya kalau sudah mulai membaca Al-Qur'an. Hal tersebut membuat para pemuka Quraisy merasa khawatir. Lalu mereka mengirim utusan untuk memanggil Ibnu Daghinah. Maka datanglah Ibnu Daghinah.

Mereka berkata: "Kami telah memperbolehkan Abu Bakar untuk melakukan ibadah di rumahnya dengan jaminan keamanan darimu. Tetapi dia telah melanggar syarat yang kami tentukan. Dia telah membangun sebuah masjid di pekarangan rumahnya. Dia memperlihatkan sholatnya dan membaca Al-Qur'an di situ.



Kami khawatir sekali perbuatannya itu akan memperdaya istri-istri dan anak-anak kami. Karena itu cobalah engkau larang dia. Kalau dia bersedia melakukan ibadah di rumahnya saja, maka lakukanlah. Tapi kalau dia keberatan dan tetap bersikeras untuk melanjutkan perbuatannya itu, maka mintalah dia supaya mengembalikan kepadamu jaminan keamanan yang telah kamu berikan kepadanya. Kami tidak mau mengkhianati, di samping kami juga tidak bisa menerima perbuatan Abu Bakar itu terus berlanjut."

Kemudian Ibnu Daghinah pergi menemui Abu Bakar, dan berkata: "Kamu sudah tahu apa yang aku janjikan padamu. Sekarang kamu pilih, apakah menerima syarat perjanjian kita atau kamu mengembalikan jaminan perlindungan yang telah kuberikan padamu. Sebab aku tidak ingin orang-orang Arab mendengar bahwa aku mengkhianati janji terhadap seseorang yang telah aku buat perjanjian dengannya."

Abu Bakar berkata: "Sekarang akan aku kembalikan jaminanmu dan aku rida dengan jaminan keamanan dari Allah SWT."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2343 seconds (0.1#10.140)