Saksikan Film tentang Pesantren, Santri Ponpes Salafiyah Bangga

Senin, 31 Oktober 2016 - 22:54 WIB
Saksikan Film tentang Pesantren, Santri Ponpes Salafiyah Bangga
Saksikan Film tentang Pesantren, Santri Ponpes Salafiyah Bangga
A A A
JAWA TENGAH - Film dokumenter berjudul Jalan Dakwah Pesantren diputar di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah, Desa Karangasem, Kertanegara, Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu 30 Oktober 2016 malam.

Pemutaran fim yang disutradarai Yuda Kurniawan ini mendapat apresiasi dari para santri. “Saya merasa bangga menjadi santri setelah menonton film ini,” kata Zaki Maftukhan, salah seorang santri.

Film berdurasi 37 menit itu menceritakan sejarah panjang lembaga pendidikan berciri khas keagamaan yang lekat dengan lokalitas dan beragam tradisi serta budaya di Indonesia bernama pondok pesantren.

Sebelumnya, film yang diproduksi Kementerian Agama, Rekam Docs, dan 1926 ini diputar dan menjadi bahan diskusi puluhan pondok pesantren, kampus, dan kantong-kantong pergerakan seperti di Universitas Negeri Jakarta, Ponpes Cipasung Tasikmalaya, Ponpes Babakan Ciwaringin Cirebon, Ponpes Al-Azhar Muncar Banyuwangi, dan Stadion Maguwoharjo Yogyakarta.

Sebagai pembuka, diputar film-film pendek produksi Ponpes Salafiyah yang memancing antusias penonton. Usai pemutaran film yang difasilitasi CLC Purbalingga ini, digelar diskusi yang menghadirkan sutradara Yuda Kurniawan dan pengasuh Ponpes Salafiyah, Gus Mansur Awit.

Di hadapan para santri dan warga sekitar pesantren, Yuda menceritakan pengalamannya selama proses produksi film yang diproduseri Hamzah Sahal ini. Yuda mengaku sangat menikmati proses produksi dokumenter ini. “Biasanya saya bikin dokumenter ingin cepat selesai, untuk film ini sebaliknya, saya sangat menikmati,” katanya.

Sementara itu dalam pertemuan tersebut seorang santri menanyakan kepada Gus Awit mengenai peran pondok pesantren dalam menyikapi kelompok Islam garis keras.

Pengasuh pesantren yang sempat mengenyam pendidikan di Al-Azhar Kairo Mesir ini, mengatakan, santri sekarang harus lebih terbuka terhadap dunia luar agar mempunyai strategi berdakwah menyejukan dan efisien.

“Para santri harus tahu bagaimana sejarah dakwah Islam masuk Nusantara,” tutur Mansur Awit.

Setelah singgah di Purbalingga, pemutaran film akan dilakukan di Kampus IAIN Purwokerto dan Ponpes Al Ihya Ulumaddin Cilacap.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8219 seconds (0.1#10.140)