Mulai 31 Oktober, Pengendara Pribadi Sebaiknya Hindari Lebak Bulus

Senin, 24 Oktober 2016 - 01:34 WIB
Mulai 31 Oktober, Pengendara Pribadi Sebaiknya Hindari Lebak Bulus
Mulai 31 Oktober, Pengendara Pribadi Sebaiknya Hindari Lebak Bulus
A A A
JAKARTA - Pembangunan stasiun layang dan depo Mass Rapid Transit di Lebak Bulus, Jakarta Selatan dimulai akhir Oktober 2016 mendatang. Rekayasa lalu lintas akan dilakukan dengan cara mengurangi jumlah jalur di ruas jalan tersebut mulai 31 Oktober 2016.

Ketua Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dewan Trasnportasi Kota Jakarta (DTKJ), Leksmono Suryo Putranto menyayangkan rekayasa lalu lintas pembangunan stasiun layang dan depo MRT di Lebak Bulus dilakukan dengan mengurangi jumlah jalur. Padahal, saat membentuk basic design MRT, usulan DTKJ untuk tetap mempertahankan jalur pada siang hari dan hanya mengurangi jalur saat malam hari telah disetujui oleh PT MRT bersama dengan pihak terkait lainnya.

Menurut Leksmono, rekayasa lalu lintas dengan mengurangi jalur pada siang hari di kawasan Lebak Bulus bukan hanya memperparah kemacetan di lokasi sekitar menuju pembangunan MRT. Namun akan berdampak kepada arah lain jauh sebelum lokasi pembangunan.

Terlebih, dekat pembangunan stasiun dan depo ada perempatan besar ke berbagai arah. "Kalau pengurangan jalur pasti ada penyempitan jalur pas lokasi pembangunan. Dalam penyusunan MRT basic design, pengurangan jalur hanya terjadi pukul 22.00-05.00 WIB," kata Leksmono Surya Putranto saat dihubungi, Minggu, 23 Oktober 2016 kemarin.

Pengamat transportasi Universitas Tarumanegara itu menjelaskan, rekayasa lalu lintas di lokasi pembangunan kawasan Jakarta memang sulit bila dilakukan dengan pengalihan. Sebab, umumnya pengendara memilih tetap melintas di jalur utama lantaran jalur pengalihan sulit diakses dan minim penunjuk arah. Dia berharap agar PT MRT menempatkan petugas jaga 24 jam di lokasi penguranan jalur dan menyebarkan media sosialisasi adanya penurangan, bukan hanya mengunakan rambu.

Project Manager Construction PT MRT Jakarta, Heru Nugroho mengatakan, PT MRT Jakarta sudah berkoordinasi dengan Dishubtrans DKI Jakarta, serta Ditlantas Polda Metro Jaya terkait rekayasa lalu lintas selama pekerjaan ini berlangsung. Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan Transjakarta untuk dapat memaksimalkan operasionalnya agar pengendara pribadi memilih mengunakan bus.

"Untuk tahapan pembangunan stasiun dan Depo Lebak Bulus akan dilakukan manajemen rekayasa lalu lintas pada 31 Oktober 2016 hingga 14 Februari 2017," ungkapnya.

Heru menjelaskan, pergeseran area kerja mulai dilakukan di area stasiun layang Lebak Bulus, dimana akan dilakukan pekerjaan pondasi stasiun di sisi utara. Sedangkan pada area depo Lebak Bulus akan dilakukan lanjutan pekerjaan timbunan tanah di sisi selatan.

Selain itu, lanjutnya, pada area depo Lebak Bulus dilakukan pekerjaan lainnya, seperti pembangunan administration building dan juga pondasi untuk workshop.

Adapun rekaysa lalu lintas yang dilakukan akibat pembangunan tersebut, kata Heru, yakni pengurangan lajur di Jalan Pasar Jumat. Pengurangan lajur harus dilakukan dikarenakan terbatasnya area kerja.

Kemudian, akan dilakukan pula pemindahan Halte Transjakarta Lebak Bulus dari sisi selatan menjadi di sisi tengah Jalan Pasar Jumat. Halte Transjakarta tersebut dibangun oleh PT MRT Jakarta sebagai bentuk tanggung jawab pekerjaan proyek.

"Pengurangan lajur disisi selatan Stasiun Lebak Bulus. Dari yang sebelumnya lima lajur dan satu lajur Transjakarta menjadi tiga lajur dan satu lajur TransJakarta. Perpindahan Halte Transjakarta yang sebelumnya ada disisi selatan Stasiun Lebak Bulus menjadi di sisi tengah," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6988 seconds (0.1#10.140)