Ini Bayangan Warga Bukit Duri Soal Rusun Rawa Bebek

Kamis, 29 September 2016 - 22:29 WIB
Ini Bayangan Warga Bukit Duri Soal Rusun Rawa Bebek
Ini Bayangan Warga Bukit Duri Soal Rusun Rawa Bebek
A A A
JAKARTA - Sejumlah warga Bukit Duri, Tebet, Jaksel menolak pindah ke Rusun Rawa Bebek. Sebab, warga memikirkan jika tinggal di rusun, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, tak bisa buka usaha, dan kurangnya rasa kekeluargaan jika tinggal di rusun.

Salah satu warga RW 11, Bukit Duri, Gita Sulastri (48) mengatakan, meski memiliki AJB (Akta Jual Beli), dia tidak mendapatkan ganti rugi dari Pemkot Jaksel saat rumahnya di bongkar itu. Dia pun memilih pindah mengontrak ke kawasan Kampung Melayu. Sedang untuk membeli rumah baru, dia pun tak memiliki simpanan uang yang cukup.

"Saya tak mau ambil rusun. Selama 25 tahun tinggal di sini, saya jualan. Kalau ke rusun tidak bisa buka usaha," ujarnya saat berbincang di lokasi, Kamis (29/9/2016).

Menurutnya, saat tinggal di Bukit Duri, dia bebas melakukan usaha apa saja. Sedang di rusun, jangankan untuk berjualan. Sekedar untuk mencari kebutuhan pokok pun akan terasa susah.

Apalagi, jika nanti dia ambil rusun dan mendapatkan di lantai yang tinggi, itu pun akan menyulitkannya. Sebab, dia tinggal bersama dua anaknya yang masih kecil.

"Khawatir kalau sampai dia main lalu jatuh bagaimana. Kalau kita mau belanja kebutuhan sehari-hari susah di sana, jauh-jauh tempatnya. Kalau disini kita beli matang atau mentah itu gampang. Belum lagi kalau kita usaha di luar rusun, pengeluaran pun besar bolak-balik ke rusunnya," tuturnya.

Sementara itu, salah satu warga yang direlokasi ke Rusun Rawa Bebek, Salam (51) menerangkan, dia memilih mengambil rusun Rawa Bebek lantaran tidak memiliki uang untuk membeli tempat tinggal baru.

Dia pun mengaku mencoba untuk tinggal di kawasan tersebut. Namun, dia memang merasa was-was, sebab rusun yang ditempatinya itu hanya digratiskan selama tiga bulanan saja.

"Kalau setelah gratis itu, tidak tahu berapa nanti bayar sewanya. Di sana memang nyaman, cuman untuk kekeluargaannya itu tak ada, saya lebih suka di Bukit Duri. Berbeda dengan di Bukit Duri, kita disini kompak semuanya," katanya.

Salam menerangkan, dia datang ke bekas rumahnya yang dibongkar itu untuk memunguti puing bekas gusuran. Sebab, masih ada puing yang bisa dimanfaatkan untuk dijual guna menambah uangnya selama tinggal di rusun.

Dia menambahkan, adapun kesulitan lain yang ditemuinya selama tinggal di rusun Rawa Bebek itu, karena minimnya tempat ibadah. Dia merasa kesulitan untuk melakukan salat, sebab tampat ibadah dengan rusun yang ditinggalinya itu cukup jauh dan kebanyakan berada di luar rusun.

"Di sana kadang suka takut naik-turun lifnya juga dan juga kalau naik lift suka berjubelan, lalu semuanya wajah baru yang baru saya kenal. Kalau di sini, biarpun sering banjir, tapi rasanya senang saja. Mungkin karena saya sudah puluhan tahun tinggal disini," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2354 seconds (0.1#10.140)