Aksi Turun Gunung Mega, SBY, dan Prabowo Dianggap Manuver Politik 2019

Sabtu, 24 September 2016 - 11:14 WIB
Aksi Turun Gunung Mega, SBY, dan Prabowo Dianggap Manuver Politik 2019
Aksi Turun Gunung Mega, SBY, dan Prabowo Dianggap Manuver Politik 2019
A A A
JAKARTA - Aksi turun gunung yang dilakukan sejumlah Ketua Umum (Ketum) Partai Politik seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto dalam Pilkada DKI Jakarta dianggap manuver politik untuk mempertaruhkan harga diri partai politik.

Menurut ‎Pengamat Politik Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, meski mayoritas Ketum Parpol ikut turun gunung, namun gaung politiknya tak sedahsyat tiga tokoh nasional tersebut.

Pangi mengatakan, pada akhirnya kehadiran ketiganya mengindikasikan adanya irisan skema dan peta politik pemilu 2019‎.

"Bagi pemenang pilkada DKI (fenomena turun gunung) ini menjadi batu loncatan untuk pilpres 2019," ujar Pangi saat dihubungi Sindonews, Sabtu (24/9/2016).

Pangi menilai, kehadiran Mega, SBY dan Prabowo sebagai 'wasit akhir' penentuan pasangan calon Pilkada DKI merupakan miniatur kekuatan politik, yang mengandaikan pilkada rasa pemilu presiden.

Menurutnya, meski Mega dan SBY berpeluang kecil maju kembali pada Pilpres 2019, kecuali Prabowo, namun kendali Pilkada menjadi momentum yang tepat untuk memperlihatkan pengaruh mereka. Sehingga, tak berlebihan jika mereka mau turun gunung.

Pangi mengatakan, aksi Mega yang menyematkan jas merah kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan SBY yang mengejutkan publik dengan mencalonkan anaknya sendiri Agus Harimurti‎ menjadi 'tontonan' politik yang menarik.

‎"(Hal yang sama dilakukan) Prabowo pada saat deklarasi langsung menemani Anies-Sandi‎," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3763 seconds (0.1#10.140)