Dua Bulan Disurvei, Popularitas Risma Meningkat

Selasa, 30 Agustus 2016 - 19:07 WIB
Dua Bulan Disurvei, Popularitas Risma Meningkat
Dua Bulan Disurvei, Popularitas Risma Meningkat
A A A
JAKARTA - Popularitas Tri Rismaharini sebagai bakal calon gubernur (cagub) DKI Jakarta semakin tak terbendung, meski baru dua bulan disurvei. Namun popularitasnya meningkat pesat.

Di sisi lain, disaat popularitas Risma meningkat, calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengalami penurunan. Artinya, hanya Risma yang mampu menyaingi Ahok.

Berdasarkan data survei yang dilakukan Populi Centre, sejak Juni 2016 Popularitas Risma mencapai 72,5%, ia mampu mengalahkan Sandiago Uno yang hanya mencapai 50%. Sementara pada bulan Agustus Risma meningkat menjadi 94,5%, meninggalkan pesaingnya, Dede Yusuf 85%, Yusuf Mansur 91%, Yusril Ihza Mahendra 89,5%, Djarot Saiful Hidayat 80%, Ridwan Kamil 79,2%, Sandiago Uno 66,2%, dan Anies Baswedan 62,2%.

Sementara untuk lima tingkat popularitas terendah, Populi Centre mencatat Suyoto menjadi ter bawah 11,5%, Nurson Wahid 19,8%, Saefullah 20,2%, Heru Budi Hartono 28,8%, dan Sjafrie Sjamsuddin 28,8%.

Survei dilakukan pada 19-24 Agustus 2016 terhadap 400 koresponden di 40 kelurahan pada lima wilayah Jakarta. Mereka yang disurvei, 50% di antaranya lulusan SMA, 18,5% anak lulusan SMP, 16,7% lulusan SD, Sarjana-doktor 7,5%, sisanya lulusan Diploma 7,2%. Dengan margin eror 4,9%.

Sekalipun saat ini merujuk adanya ketimpangan survei tak mencapai 1% dari total DPT DKI yang mencapai 6,8 juta jiwa. Namun Direktur Populi Centre, Usep S Ahyar mengklaim, survei yang dilakukan sangat valid dengan metode yang selama ini kerap dipakai.

"Semakin tinggi responden, biaya yang kami keluar semakin besar," kata Usep di kantor Populi Centre, Jalan S Parman, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (30/8/2016).

Meski demikian, perubahan hasil survei bisa berubah dalam hitungan hari, minggu, hingga bulan. Artinya, tak menutup kemungkinan, merujuk dari hasil survei elektabilitas Ahok 46,8%, Risma 16,5%, Sandiago 7,5%, Yusril 5,2%, Ridwan 2%, Yusuf 1,8%, Rizal Ramli 1%, dan Jokowi 0,8%. Risma bisa berpeluang unggul dari Ahok.

Penerliti senior CSIS, Dr J. Kristiadi menegaskan, setiap metode survei memiliki ilmu masing-masing. Sekalipun dirinya enggan mengomentari soal hasil survei yang dilakuakan Populi Centre. Namun, kata dia, hasil survei yang dilakukannya mendekati kesempurnaan.

"Kami berani diaudit dan bahkan diadu dengan lembaga survei yang lain," katanya.

Dari hasil survei ini, Kristiadi menilai, sekalipun posisi elektabilitas Ahok mencapai 46,8%. Namun bagi seorang petahanan itu bukanlah nilai yang aman. Terlebih dalam beberapa bulan elektabilitas Risma meningkat tajam. "Artinya Risma masih cukup tinggi menggungguli Ahok," tuturnya.

Research Populi Centre, Nona Evita menjelaskan, bila dibagi antara kinerja Pemprov DKI Jakarta dan kinerja Ahok, mendapati 22% responden mengalami ketidakpuasan terhadap kinerja Pemprov DKI, sedangkan terhadap kinerja Ahok, responden mengaku 24,2% mengaku tidak puas dan 0,2 di antaranya menyatakan diri sangat tidak puas.

Sementara dari sembilan program yang paling bermanfaat di zaman Ahok. Survei mencatat aplikasi Qlue, Transjakarta, PTSP, pemberantasan Korupsi dan Banjir menjadi yang terkecil lantaran di bawah 5%. Sedangakan untuk yang tertinggi, masyarakat menilai Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) menjadi yang tertinggi.

Sedangkan untuk ketidakpuasan kinerja Ahok per bidang, responden menilai penanganan kemacetan menjadi yang tertinggi sebesar 58,2%, Ekonomi 49,8%, dan pemberantasan Korupsi sebesar 37,2%.

Sementara untuk kinerja Pemprov DKI per bidang, respon tidak puas dalam pengendalian bahan pokok sebesar 49%, Uji coba ganjil-genap 31,8%, dan penanganan banjir 28,2%.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6887 seconds (0.1#10.140)