Mengintip Kegiatan Warga Kampung Luar Batang saat Ramadhan

Minggu, 26 Juni 2016 - 01:37 WIB
Mengintip Kegiatan Warga Kampung Luar Batang saat Ramadhan
Mengintip Kegiatan Warga Kampung Luar Batang saat Ramadhan
A A A
JAKARTA - Beberapa waktu lalu ratusan kepala keluarga di Kampung Luar Batang menjadi korban penggusuran. Banyak korban gusuran Luar Batang yang tetap memilih tinggal di bekas penggusuran dan juga rumah saudara mereka tak jauh dari lokasi penggusuran.

Lalu, bagaimana aktivitas korban gusuran Kampung Luar Batang pada Ramadhan kali ini. Sindonews berkesempatan menyambangi eks lokasi penggusuran Kampung Luar Batang beberapa waktu lalu.

Warga Kampung Luar Batang menjalani hari-harinya dengan berbagai macam cara, baik itu dengan cara pergi ibadah ke Masjid Keramat Luar Batang, belajar mengaji, ngabuburit, hingga belajar memasak.

Salah satu warga RW 03 Kampung Luar Batang, Saiful (25) mengatakan, selama puasa ini lebih memilih menghabiskan waktunya untuk banyak-banyak berzikir dan mengaji dibandingkan dengan melakukan akstivitas lainnya. Pasalnya, Ramadhan itu merupakan bulan suci yang hanya terjadi selama setahun sekali.

Maka itu, Saiful pu tak ingin menyia-nyiakan waktunya itu untuk tidak memperbanyak pahalanya. Apalagi, mengenai ilmu agama itu, dia masih perlu belajar banyak.

"Sayang saja kalau dilewatkan itu. Mumpung ada waktu luang, mengisinya yah dengan hal-hal yang lebih positif saja. Kadang mengajari saudara mengaji, kadang baca buku-buku islami," ujarnya saat berbincang dengan sindonews di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakut, kemarin.

Menurut pria yang lahir di Kampung Luar Batang itu, selain melakukan agenda tersebut, dia pun kadang mengajak teman dan saudarnya untuk pergi ngabuburit di kawasan sekitaran Luar Batang. Bahkan, tak jarang di pergi ke danau di kawasan Jakarta Utaran sambil menunggu bedug maghrib.

Warga RW 03 lainnya, Muslihatun (47) menerangkan, lebih memilih menghabiskan waktu puasanya itu dengan cara berjualan hidangan buka puasa."Sekalian mengajarkan anak masak juga. Dia kan masih sekolah," jelasnya.

Meski tak begitu mendapatkan untung banyak, kata Atun, setidaknya, dia bisa memberikan uang jajan dan membeli baju baru untuk dua putrinya yang masih sekolah itu. Sedang dua putrinya itu, pada akhir pekan, biasa mengikuti pesantren kilat di sekolahnya dan berbuka puasa di sekolahnya.

"Intinya, sih puasa itu jangan dijadikan beban sajalah biar kita lancar puasanya. Rajin juga ibadahnya, insya Allah puasanya juga diterima," tutupnya.

Sementara itu, Sekretaris Masjid Jami Keramat Luar Batang Mansyur Amin mengatakan, hampir 90% penduduk Kampung Luar Batang merupakan warga lokal. Artinya, semua penduduk merupakan warga asli Kampung Luar Batang yang lahir dan menjalani hidupnya di kawasan tersebut.

Warga Luar Batang bahkan telah ada sejak sebelum kedatangannya Al Habib Husein bin Abu Bakar Al-Aydrus atau dikenal dengan sebutan Habib Keramat, yakni sekitar tahun 1736 M. Namun memang, saat itu namanya bukanlah Kampung Luar Batang. Tapi pada masa itu orang mengenalnya dengan sebutan Kampung Baru.

"Warga Kampung Luar Batang ini merupakan penduduk lokal. Mereka ada secara turun temurun dari zamannya Habib Keramat dahulu. Kami semua ini penduduk asli Betawi yah," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews di pelataran Masjid Luar Batang, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, adapun penduduk yang berasal dari para pendatang itu hanya sepersekiannya saja dari jumlah penduduk warga lokal. Sehingga, memasuki Hari Raya Idul Fitri, hanya sedikit yang mudik ke kampung halamannya, itu pun hanya para pendatang saja yang mudik.

"Yang mudik itu sedikit sekali, bisa dihitunglah. Hanya sepersekian persennya saja. Karena sebagian besar warga itu asli penduduk Luar Batang," tuturnya.

Dia menerangkan, adapun penududuk yang berasal dari Luar Batang itu umumnya dari daerah Jawa dan Sulawesi. Maka itu, mereka yang mudik pun dari dua daerah tersebut. Umumnya, mereka mudik pada sekitaran H-5 sebelum lebaran.

Adapun saat menjelang Lebaran itu, tambah Mansyur, warga Kampung Luar Batang biasanya mengisi Hari Raya Idul Fitri itu dengan berkumpul bersama di Masjid Keramat Luar Batang untuk bersama-sama juga mendoakan sesepuh mereka, yakni Habib Keramat dan juga bersilaturahmi antarwarga Luar Batang.

Untuk kegiatan pada Ramadhan ini, Mansyur melanjutkan, Masjid Keramat Luar Batang mengadakan berbagai macam kegiatan Salah satunya, menggencarkan tadarus malam, khususnya pada malam ke 17 dan malam menjelang Hari Raya Idul Fitri bersama warga dan peziarah.

"Acaranya macam-macam, seperti buka puasa bersama, sahur bersama, dan tadarusan bersama. Tapi memang, istimewanya itu saat malam ke 17, yakni malam Nuzulul Quran. Ribuan orang pasti akan memadati masjid," ujarnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4711 seconds (0.1#10.140)