Kesiapan DKI Hadapi Musim Mudik Dipertanyakan

Rabu, 01 Juni 2016 - 04:12 WIB
Kesiapan DKI Hadapi Musim Mudik Dipertanyakan
Kesiapan DKI Hadapi Musim Mudik Dipertanyakan
A A A
JAKARTA - Kesiapan Pemprov DKI Jakarta untuk melayani warganya yang akan mudik pada musim lebaran nanti dipertanyakan. Operasional bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Pulogebang dan penertiban terminal bayangan dinilai tidak akan maksimal.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Ellen Tankudung mengatakan, untuk meningkatkan layanan mudik di Jakarta itu harusnya bukan ketika sudah mendekati musim mudik lebaran. Sebab, Jakarta merupakan kota yang jumlah pemudiknya sangat besar.

Artinya, kata Ellen, upaya Pemprov DKI yang hanya mengoperasikan Terminal Pulogebang untuk bus AKAP ke Jawa Tengah dan Jawa Timur tanpa adanya sistem online pembelian tiket ditambah tidak adanya perbaikan angkutan sebagai pengumpan ke Pulogebang tidak akan maksimal.

Termasuk penertiban terminal bayangan yang hanya dilakukan dengan solusi memberi ruang kepada Perusahaan Otobus (PO) dalam menjual tiket dan melarang bus mengetem.

"Terminal Pulogebang itu sudah lama diserahterimakan. Harusnya sudah disiapkan sistem-nya. Jangan buat penumpang menumpuk disana, harus ada loket online dan dijual dari jauh hari seperti kereta api," kata Ellen, Selasa (31/5/2016).

Ellen menjelaskan, Pemprov DKI seharusnya sudah menyiapkanya dari jauh-jauh hari berdasarkan hasil evaluasi yang ada pada musim mudik tahun lalu. Minimal dalam melayani penjualan tiket seperti yang dilakukan kereta api.

Di mana, tiket dijual secarta online dan satu loket melayani semua penualan tiket PO dari jauh-jauh hari. Sehingga tidak ada penumpukan penumpang di terminal dan terminal hanya berfungsi sebagai tempat naik-turunya penumpang.

Sambil memproses itu, lanjut Ellen, DKI juga seharusnya menyiapkan angkutan umum yang memudahkan mobilitas masyarakat menuju terminal. Sebab, penertiban terminal bayangan itu tidak akan berhasil bila tidak adanya angkutan umum yang mampu melayani perjalanan masyarakat yang cepat, aman dan nyaman.

"Terminal Bayangan itu hadir lantaran masyarakat kesulitan untuk pergi menuju terminal. Jadi untuk mengtasi penumpukan pemudik di terminal itu harus seperti kereta api, orang melihat djadwal, tidak ada lagi tiket di beli dekat-dekat kepulangan di terminal," jelasnya.

Anggota Komisi B DPRD DKI, Nuralam sepakat dengan konsep kereta api dalam melayani pemudik pada musim lebaran nanti. Namun, dia sedikit menambahkan bila Pemprov DKI harusnya bisa bekerjasama dengan kantor-kantor perwakilan di daerah dalam mengatasi banyaknya terminal bayangan.

Misalnya saja, lanjut Alam, untuk pemudik Jawa Tengah. Warga yang ingin pulang kesana, DKI sebagai regulator bisa mensosialisasikan kepada PO-PO agar dapat memanfaatkan lahan di kantor perwakilan daerah Jawa Tengah menjadi tempat menaikan dan menurunkan penumpang.

"Kami berharap agar pada musim mudik tahun ini, penumpang tidak ada lagi yang bertumpuk di terminal menunggu bus. DKI harus bisa melayani pemudik dengan baik, sediakan bus dan jangan ada lagi persaingan harga," ujar politikus PKB saat mendatangi kantor DPD PDI Perjuangan.

Sementara itu, Kepala Terminal DKI Jakarta, Faisol mengatakan, saat ini pihaknya sudah membagi operasional bus AKAP yang ada di Terminal Rawamangun dan Pulogadung. Untuk terminal rawamangun, ada sekitar 29 bus AKAP ke Jawa Tengah dan Jaw timur yang dipindahkan. Sedangkan untuk pulogadung, ada sekitar 90 an.

Namun, kata Fasiol, untuk bus AKAP ke daerah lain yang ada di terminal Kampung Rambutan dan Kalideres tetap beroperasi dengan kondisi seperti tahun lalu. Dimana, loket bus masih dilakukan masing-masing PO dan belum ada sistem online.

"Baru Lorena yang ada sistem online. Kami sudah rapat dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Mereka meminta kita menyiapkan aspek sosial, bus dan teknologi online di setiap terminal. Tapi kami belum sampai kesana. Kalau pun loket disatu pintu, petugas loket yang masing-masing lima orang satu PO menjadi kendala bagi kita," jelasnya.

Kepala Dinas perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Andri Yansyah menuturkan, untuk menunggu kesempurnaan operasional Terminal Pulogebang pastinya membutuhkan waktu yang lama. Padahal, kondisi yang ada saat ini sangat sayang kalau tidak digunakan. Apalagi anggaran perawatan terminal setiap tahunya begitu besar.

"Jadi kita operasikan dulu untuk ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sambil jalan kita benahi sistem teknologinya. Ini salah satu upaya untuk meghindari penumpukan penumpang di terminal bus AKAP yang ada," ungkapnya.

Sedangkan untuk terminal bayangan, lanjut Andri, pihaknya sudah mensosialisasikan kepada PO bus agar armada bus-nya tidak mengantre di badan jalan. Melainkan hanya boleh mebuka loket penjualan.

Sehingga, pemudik yang datang ke terminal, lanjut Andri hanya tinggal menaiki bus sesuai jadwal keberangkatan.

"Kalau masih ada yang parkir di badan jalan, akan kami kandangkan. Kami akan bereskan secara bertahap, termasuk penerapan sistem seperti kereta," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4415 seconds (0.1#10.140)