Alasan Rusia Menolak Berhenti Mengebom di Suriah

Sabtu, 06 Februari 2016 - 14:11 WIB
Alasan Rusia Menolak Berhenti Mengebom di Suriah
Alasan Rusia Menolak Berhenti Mengebom di Suriah
A A A
NEW YORK - Rusia menolak berhenti melakukan pengeboman di Suriah dan akhirnya dianggap sebagai pihak yang membuat perundingan Suriah di Jenewa dihentikan sementara.

Rusia beralasan, kelompok teroris terus mengamuk dan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) juga tidak berhenti mengebom.

Kami tidak bisa menghentikan ini secara sepihak; bagaimana dengan teroris dan kelompok-kelompok oposisi, apakah mereka akan berhenti juga? Bagaimana koalisi yang dipimpin Amerika?,” kata Duta Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin kepada wartawan setelah pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB yang membahas krisis Suriah.

Meski demikian, kata Churkin, Rusia menekankan pentingnya perundingan damai Suriah. Dia menyesalkan penghentian perundingan damai Suriah di Jenewa.

Mereka berada di meja di Jenewa dan delegasi oposisi berjalan keluar. Sayangnya, tampaknya didorong oleh beberapa rekan-rekan Barat,” ujar Churkin.

Sebelum perundingan Suriah dihentikan, Rusia menjadi bulan-bulanan kritik atas serangan udara. Pada hari Jumat kemarin, Duta Besar Prancis untuk PBB, Francois Delattre, mengatakan bahwa Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, telah menghentikan perundingan Suriah karena Rusia terus meluncurkan serangan udara.

Staffan de Mistura menolak menyalahkan Rusia secara sepihak. Dia memilih bungkam ketika Rusia dikecam banyak pihak dan dianggap sebagai “pengacau” perundingan Suriah.

Dalam sambutannya awal pekan ini, de Mistura memang abstain dari tuduhan langsung, hanya mengatakan bahwa alasan untuk keputusannya berasal dari perselisihan antara pemerintah Suriah dan oposisi pada isu-isu kemanusiaan.


Churkin tidak terima Rusia disalahkan. ”Orang-orang yang telah mendorong oposisi untuk berjalan keluar dari pembicaraan telah menolak tawaran lanjutan untuk mengatur kerjasama,” katanya, seperti dikutip Russia Today.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3404 seconds (0.1#10.140)