Proyek Jalan BIRR Molor, Kemacetan di Kota Bogor Semakin Parah

Rabu, 18 November 2015 - 04:14 WIB
Proyek Jalan BIRR Molor, Kemacetan di Kota Bogor Semakin Parah
Proyek Jalan BIRR Molor, Kemacetan di Kota Bogor Semakin Parah
A A A
BOGOR - Sejumlah proyek pembangunan jalan yang semula tujuannya untuk mengurai kemacetan di Bogor sejak 2010 tak kunjung terealisasi. Akibatnya, arus lalu lintas di kota itu kemacetan semakin parah.

Bahkan saat akhir pekan, ribuan kendaraan terlihat mengantre sepanjang enam kilometer di Jalan Sholeh Iskandar yang kini diatasnya telah dilintasi Jalan Tol Bogor Ring Road (BRR).

Tol BRR yang semula bertujuan untuk mengurai kemacetan di simpang Kedunghalang-Warung Jambu dan mengurangi volume kendaraan di Baranangsiang, nyaris tak berfungsi. Selain karena tarif tol dengan jarak 4 kilometer terlampau mahal Rp5.500, juga disebabkan terkatung-katungnya realisasi jalan arteri di samping jalan tol BRR dan jalan Bogor Inner Ring Road (BIRR) sepanjang 12,3 kilometer (Km) yang seharusnya tahun ini beroperasi.

Kepala Sub Bidang Tata ruang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Noval Isnaeni mengungkapkan, alasan belum juga direaliasikan jalan BIRR karena terkendala oleh pembebasan lahan.

"Lahan yang akan digunakan jalan BIRR di Kota Bogor ini sepanjang 12,3 KM. Hingga saat ini yang sudah dibebaskan belum mencapai 1 kilometer," ujarnya di Bogor, Selasa 17 November 2015.

Lebih lanjut ia menjelaskan jika mengacu pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bogor pembangunan jalan BIRR tahap pertama seharusnya sudah harus selesai 2011 dari Wangun (Jalan Raya Tajur), Bogor Timur hingga Muarasari, Bogor Selatan, Kota Bogor.

"Lambatnya progres pembangunan jalan BIRR ini karena terkendala pembebasan lahan dan juga anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan ini sangat besar sekali," jelasnya.

Tak hanya itu, jalan BIRR tersebut melintasi delapan kelurahan (Kelurahan Sindangsari, Muarasari, Kertamaya, Genteng, Pamoyanan, Muliaharja, Cikaret hingga Pasirkuda) yang memang lokasinya sebagain besar padat penduduk sehingga dipastikan membutuhkan biaya cukup besar.

"Untuk merealisasikan proyek pembangunan jalan ini memang agak sulit dikarenakan terbentur anggaran, tapi mau nggak mau harus tetap bergerak untuk masa depan kota Bogor, jika ingin mengurangi kemacetan di pusat Kota," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan, Kepala Bappeda Kota Bogor Suharto mengatakan, kendala yang paling besar dalam progres pembangunan jalan BIRR ini adalah pembebasan lahan, "Ada beberapa lahan yang dilintasi jalan BIRR ini merupakan lahan makam yang sulit dilepas oleh masyarakat," katanya.

Dia mengungkapkan, dalam pembangunan jalan BIRR ini tak bisa dilakukan sendiri oleh Pemkot Bogor akan tetapi perlu sokongan dana dari pemerintah pusat. "Jika menggandalkan APBD Kota Bogor saja tidak akan mampu, akan tetapi harus ada sokongan dana dari pemerintah pusat," jelasnya.

Dia memaparkan, Jalan BIRR ini juga melintasi pinggiran luar Kota Bogor yakni Bogor Barat dan Bogor Selatan. Di sisi selatan rutenya melewati Ciomas - Jalan Pahlawan - Muarasari - Tajur - Ciawi -Jalan Raya Sukabumi sehingga terkoneksi dengan jalan tol Bocimi (Bogor-Ciawi - Sukabumi).

"Rute ini sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan atau kepadatan kendaraan secara signifikan di pusat kota, terutama pada akhir pekan," tandasnya.

PILIHAN:

Incar Haji Lulung, Ahok: Enggak Lah, Gila Apa?
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5274 seconds (0.1#10.140)